KONFLIK ARJUNA DAN KARNA DALAM PUTRA MATAHARI-NYA KARSONO
A. Purwawacana Puisi sebagai salah satu genre sastra, jelas bersifat mimesis. Untuk itu, seorang penyair harus mampu melepaskan ketersekatan diri dengan dirinya sendiri. Jika tidak, maka dia akan menghasilkan puisi yang keluh kesah, bukan puisi yang bermakna. Penyair harus mampu mengatasi perhatian pada diri sendiri lalu mempertalikan diri dengan lingkaran dunia yang bisa ditangkapnya. Jika itu dilakukan, maka dia akan menghasilkan puisi-puisi yang bagus. Sebagai hasil kreasi manusia, puisi mampu memaparkan realitas di luar diri manusia persis apa adanya. Puisi merupakan sebuah karya sastra yang bisa menjadi sebuah cermin yang merupakan refleksi dari realita yang ada dalam suatu masyarakat. Inilah makna mimesis menurut Plato. Namun, puisi bukanlah barang mentah, ia telah menjadi sebuah masakan. Kita sebagai pembaca tinggal menyantapnya. Sebagai sebuah masakan, tentu peran penyair begitu jelas berfungsi sebagai koki. Apa yang menjadi bahan mentah yang ditangkap dari sebuah rea...