GAMBARAN UMUM FONOLOGI

Dalam berbagai kamus umum, linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut:
“The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of linguistics include sociolinguistics, dialectology, psycholinguistics, computational linguistics, comparative linguistics, and structural linguistics.”

Secara umum, bidang ilmu bahasa dibedakan atas linguistik murni dan linguistik terapan. Bidang linguistik murni mencakup fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sedangkan bidang linguistik terapan mencakup pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi, dan lain-lain.
Pada perkuliahan ini akan dipelajari bagian dari linguistik murni yang mempelajari tentang seluk-beluk bunyi bahasa baik itu sebagai pembeda makna, mau pun bagaimana alat ujar menghasilkan bunyi bahasa. Cabang dari linguistik ini disebut fonologi.

A. Gambaran Umum Fonologi
Secara universal bahasa-bahasa di dunia nemiliki kesamaan-kesamaan antara lain: bentuk, makna, satuan-satuan terkecil yang membedakan makna, dan kelas-kelas kata tertentu. Berdasarkan keuniversalan bahasa tertera di atas akan menghasilkan tataran-tataran linguistik.
Tinjauan tataran linguistik sama hal melihat sistematika bahasa. Secara umum sistematika bahasa dibedakan menjadi dua yakni gramatikal bahasa (tata bahasa) dan leksikon (perbendaharaan kata-kata). Kedua-duanya berkaitan erat dengan segi semantis, sebab baik gramatikal bahasa maupun leksikon memi1iki arti tersendiri.
Berdasarkan hasil analisis terhadap bunyi bahasa, maka tataran fonologi tidak termasuk kelompok gramatikal/tak berstruktur. Hal ini disebabkan bahwa tataran bunyi suatu bahasa baru memiliki struktur tersendiri apabila sudah berwujud morfem bebas. Akan tetapi, bidang fonologi mempunyai keterkaitan dengan bidang morfologi
Fonologi secara bahasa memiliki makna ilmu tentang bunyi. Hal ini sesuai dengan makna dari kata Fonologi itu sendiri yang terdiri atas fon yang berarti bunyi dan logos yang berarti ilmu. Akan tetapi, bunyi yang dipelajari dalam Fonologi bukan bunyi sembarang bunyi, melainkan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti dalam bahasa lisan ataupun tulis yang digunakan oleh manusia. Bunyi yang dipelajari dalam Fonologi kita sebut dengan istilah fonem.
Fonem adalah kesatuan yang terkecil yang terjadi dari bunyi ujaran yang dapat membedakan arti. Fonem adalah unit terkecil mujarad yang membedakan makna bunyi bahasa dalam bidang fonemik. Fonem adalah unit terkecil dalam bahasa yang terjadi dari bunyi ujaran dan dapat digunakan untuk memebedakan makna bunyi dalam bidang fonemik.
Fonem tidak memiliki makna, tapi peranannya dalam bahasa sangat penting karena fonem dapat membedakan makna. Misalnya saja fonem [l] dengan [r]. Jika kedua fonem tersebut berdiri sendiri, pastilah kita tidak akan menangkap makna. Akan tetapi lain halnya jika kedua fonem tersebut kita gabungkan dengan fonem lainnya seperti [m], [a], dan [h], maka fonem [l] dan [r] bisa membentuk makna /marah/ dan /malah/. Bagi orang Jepang kata marah dan malah mungkin mereka anggap sama karena dalam bahasa mereka tidak ada fonem [l]. Oleh karena itulah sangat penting bagi kita untuk mempelajari Fonologi.
Sekarang coba kita perhatikan bunyi gebrakan tangan di atas meja. Apakah bunyi tersebut termasuk ke dalam kategori fonem? jika Anda menjawab ‘ya’, kita harus membaca kembali kalimat sebelumnya. Tapi, jika jawaban kita ‘bukan’..Selamat! kita telah berhasil memahami tentang fonem. Bunyi gebrakan tangan di atas meja mungkin bisa memiliki makna atau pun membedakan makna, tapi apakah bunyi tersebut termasuk ke dalam bunyi bahasa?

B. Cakupan Fonologi
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone 'bunyi' dan 'logos' tatanan, kata, atau ilmu' disebut juga tata bunyi.
Secara sederhana, kajian terhadap bunyi bahasa itu sebetulnya untuk memudahkan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Interaksi yang menggunakan bunyi-bunyi bahasa dapat dilakukan secara tertulis atau pun lisan. Jika dikaji secara teoritis dan ilmiah, maka interaksi lisan muncul terlebih dahulu dibanding interaksi tulis. Misalnya saja, sebelum manusia bisa berbahasa tulis, bahasa isyarat atau lisan dipakai paling dahulu. Kemudian masa demi masa, manusia mengalami kemajuan di dalam menciptakan kode bahasa. Hal ini tercermin adanya gambar-gambar yang mengisyaratkan pesan tertentu. Gambar semacam ini disebut piktograf. Ada pula yang dinamakan ideograf sampai ke masalah transkripsi fonetik maupun fonemik.
Kajian di atas dapat mengarahkan pemahaman kita ke ruang lingkup kajian fonologi. Bidang kajian fonologi terbagi menjadi dua bagian yaitu fonetik dan fonemik. Berikut ini adalah paparan singkat mengenai bagian dari fonologi.
1) Fonetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suate bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya. Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak. Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.
2) Fonemik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Jika fonetik mempelajari bagaimana alat ujar dapat menghasilkan bunyi, maka fonemik mempelajari bagaimana bunyi ujaran digunakan sebagai pembeda makna dengan fonem lainnya. Fonemik dapat juga diartikan sebagai ilmu tata bunyi, sehingga dapat dibedakan dengan jelas antara fonologi, fonetik dan fonemik.

Pada bidang fonetik diharapkan agar setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap diberi satu lambang satu bunyi saja. Pendeskripsian bunyi-bunyi bahasa yang menggunakan satu lambang satu bunyi disebut transkripsi fonetis. Contoh penulisan (ortografis) transkripsi fonetis dalam ilmu bahasa menggunakan tanda [...], sebagai berikut:
kamar ditulis [kamar]
batuk ditulis [batu?]
Pada bidang fonemik, bunyi-bunyi yang telah dideskripsikan tersebut lalu dianalisis berdasarkan konteks tertentu, apakah pada suku kata maupun pada kata sehingga dapat membedakan arti secara jelas. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing bunyi bahasa yang dituliskan ke dalam simbol/lambang tersebut harus dibandingkan dengan simbol-simbol yang lain. Perbandingan ini apakah pada suku kata atau pada kata. Pendeskripsian bunyi-bunyi bahasa yang dapat membedakan makna disebut transkripsi fonemis. Penulisan transkripsi fonemis pada masing-masing simbol baik fonem, suku kata, maupun kata, dibatasi tanda /.../. misalnya fonem /r/ berbeda dengan fonem /t/ setelah dipasangkan pada pasangan minimal berupa kata “hari dan” “hati”
Kajian pada fonemik ini merupakan lanjutan dari kajian fonetik. Hal ini disebabkan data-data yang dibutuhkan berasal dari data yang masih mentah yang belum berfungsi. Data mentah ini dikumpulkan berkat ada kajian fonetik, sehingga semua bunyi bahasa dapat dibedakan dengan bunyi nonbahasa.
Aspek-aspek yang dikaji di dalam fonetik meliputi: berbagai pendekatan fonetik, alat bicara manusia, fungsi alat bicara, deskripsi terjadinya bunyi bahasa, simbol bunyi bahasa, dan klasifikasi binyi bahasa Indonesia (vokoid dan kontoid).
Aspek-aspek yang dikaji di dalam fonemik meliputi: cara penentuan fonem yang sama dan berbeda, klasifikasi fonem bahasa Indonesia, antara lain vokal, alofon vokal, diftong, deret vokal, konsonan, alofon konsonan, gugus konsonan, deret konsonan, ciri suprasegmental bahasa Indonesia, perubahan fonem bahasa Indonesia, struktur fonem bahasa Indonesia, dan struktur fonem bahasa Indonesia dalam suku kata.
Karena cakupan fonologi meliputi dua bagian besar yakni fonetik dan fonemik, maka patut diperhitungkan bagian mana yang harus lebih dahulu di pelajari. Agar lebih terarah pembelajaran mengenai fonologi, maka dalam modul perkuliahan ini membahas fonologi dari fonetik terlebih dahulu yang kemudian akan dilanjutkan pembahasan mengenai fonemik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP DASAR SASTRA

FONETIK DAN ALAT UCAP

INDUKSI, DEDUKSI DAN SILOGISME